Pemasaran Digital Dan Pemasaran Konvensional.



Dilihat dari bentuk media, kita dapat mengelompokannya menjadi dua bagian yakni digital dan konvensional. Pemilihan platform untuk memasarkan produk harus dipikirkan secara matang seiring dengan strategi pmesaran.

Jangan sampai kita salah menentukan platform pemasaran yang akhirnya dapat merugikan pundi-pundi keuangan. Mau untung, ,malah buntung.

Media Pemasaran Digital

Perubahan perilaku milenial dan kehadiran Gen Z yang lebih menyukaii kemudahan akses mempengaruhi peran media pemasaraan secara digital. Wajar saja, begitu dekatnya genrasi sekarng ini dengan perkembangan internet dan penggunaan ponsel pintar.

Digital marketing sekarang dinilai paling efektif karena generasi XYZ menjadi sasaran paling empuk yang merajai pangsa pasar.

Pemasaran dilakukan melalui media online, blog, dan situs jejaring sosial seperti intagram, youtube, facebook, twitter, kaskus, bahkan keberadaan market place juga menjamur.

Konten iklan dari media digitak sekarang cukup variatif mengikuti perkembangan bentuk media sosial. iBig juga sudah melakukan pemasaran konten di instagram iBiG Digital dan facebook iBig digital.

Adapun bentuk iklan di media digital meliputi:

1. Pop Up Ads
2.Banner Ads
3.Native Ads
4.Video Ads
5.Social Media Ads (Facebook,Instagram,dll)
6.Search Engine Ads
7.Endorse dari influencer
8.Adlibs
9.spot di radio streaming

Masih banyak bentuk-bentuk iklan digital lainnya. Namun yang harus diperhatikan, kita harus memiliki kemampuan copywriting untuk mencuru perhatian audience. Penggunaan kata kunci yang tepat membuat pengunjung mudah menemukan konten yang kita buat.

Dengan bantuan Search Engine Optimization (SEO) kita dapat memasarkan dan memosisikan konten pada perinkat yang lebih baik di mesin pencari seperti Google.

Tapi untuk bisa memanfaatkan media pemasaran digital, setidaknya kita juga perlu membuat beberapa aset digital sebagai media pendukungnya. Sebut saja website akun sosial media. Selain itu , jangan lupa membuat rencana dan strategi digital marketing yang tepat agar program iklan yang dijalankan memberi dampak poditif bagi penjualan produk.


Media pemasaran Konvensional

Siapa yang tidak asaning dengan televisi, radio, koran, ataupun kertas selebaran informasi alias flyer? Teknik periklanan ini sudah sejah sejak lama digunakan.  Oleh karena itu, kita dapat membagi jenis media konvensional menjadi media elektronik dan cetak

1. Media Elektronik

Yang masih terkenal dan digandrungi sampai saat ini adalah televisi/TV. Biasanya iklan di televisi berada di sela-sela sebua acara. Budget iklan di media tersebut tergantung pada slot yang tersedia, ratung acara tv, dan jam tayang.

Namun kini, iklan dapat disisipi dalam acara tersebut. Misalnya, pada acara varoety show, pembawa acara menyebutkan dan menggunakan brand tersebut pada satu sagmen.

Berikut ada media iklan melalui radio. Bentuk iklan radio biasanya berupa drama dengan bentuk-bentuk sound effect yang mendukunnh. Bebrapa tahun terakhir, channel pemasaran ini mulau turun pamornya seiring dengan pindahnya pengguna radio ke media internet yang lebih canggih.


2.Media Cetak

Media cetak sendiri bisa berupa koran, majalah, flyer dan brosur, poster, spanduk, banner, baliho hingga reklame. Penyebaran sendiri cukup terbatas dengan biaya pemasangan iklan yang cukup tinggi.

Meskipun media koran dan majalah mengalami kelumpuhan karena persaingan di era digitalisai, medium lainnya masih mampuh beradaptasi dan memiliki media promosi untuk meraup konsumen di satu kawasan.

Tidak hanya itu, cara beriklan kini menjadi lebih luwes. Bermodal kreatifitas dan dengan cara berfikir yanng out of the box, iklan dimedia tradisional ini dapat menarik perhatian audience. Salah satunya. baliho GO-Jek di perhatian kuningan yang sempat viral. Banyak masyarakat yang penasaran, kaget, atau kagum dengan iklan yang tidak biasa tersebut.

Sayangnya, karekteristik utama media konvensional cendrung satu arah. Audience tidak dapat secara langsung memberikan feedback atau mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya mengenai suatu produk.

Bisa jadi, iklan tersebut hanya sekali lihat dan isinya tidak sampai, bahkan tidak menggugah audience. Namun, hal ini dapat disiasati dengan konten iklan yang bend the rules.

Post a Comment

0 Comments